TANYA JAWAB STUDI FILSAFAT
Berikut beberapa bentuk tanya jawab dalam studi Filsafat, tentunya masih banyak kekurangan dan semoga bermanfaat :
Apa yang menyebabkan
kemajuan ilmu pengetahuan khususnya filsafat penelitian dimungkinkan menjadi bidang studi filsafat?
Jawab :
Manusia merupakan satu-satunya makhluk yang diberi
akal oleh Tuhan. Melalui akal manusia belajar dan berpikir tentang segala
sesuatu yang ada disekitarnya, dan melalui penggunaan akal tersebut manusia
memiliki kodrat selalu ingin tahu. Keingintahuan tersebut kemudian dicari dan
digali hingga dapat menemukan jawaban dan kebenaran yang dapat memuaskan rasa keingintahuan
manusia.
Pencarian kebenaran ini kemudian
disebut sebagai filsafat, yaitu studi yang mempelajari
seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis, mendeteksi problem secara radikal, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu, serta akhir dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah proses kerja ilmiah.
seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis, mendeteksi problem secara radikal, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu, serta akhir dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah proses kerja ilmiah.
Proses kerja ilmiah ini disebut sebagai
penelitian. Penelitian sebagai bagian dari aktifitas manusia yang terkadang
disadari ini bertujuan menemukan jawaban atau kebenaran dari permasalahan yang
dihadapi manusia. Hasil penelitian dikatakan benar, ilmiah dan diakui
kebenarannya apabila penelitian tersebut dilakukan dengan prosedur yang
sistematis, logis dan empiris.
Seiring berkembang dan majunya ilmu pengetahuan
khususnya dalam dunia filsafat, muncullah filsafat penelitian yang merupakan
pengembangan dari ilmu filsafat yang khusus mendalami tentang hakekat dan
kebenaran dari ilmu penelitian. Filsafat penelitian dapat diartikan sebagai
studi yang mempelajari cara kerja pikiran dalam mengkaji, mencari, menyelidiki,
menemukan dan menghasilkan sesuatu dari hal yang bersifat abstrak menjadi
pengetahuan dan ilmu berupa konsep ataupun teori.
2.
Mengapa kajian
filsafat penelitian harus dimulai dari genetivus
objektivus? Jelaskan menurut pandangan anda!
Jawab :
Filsafat merupakan proses atau upaya menemukan
kebenaran dan hakekat dari suatu pengetahuan. Filsafat yang keberadaannya
sebagai proses inilah disebut sebagai genetivus
objektivus.
Begitu pula dalam kajian filsafat penelitian, maka
dalam kajiannya harus dimulai dari genetivus
objektivus, karena menemukan
kebenaran merupakan proses, dan proses menemukan akan terus dilakukan hingga
menghasilkan sebuah kebenaran yang merupakan hasil final dari proses tersebut
dan pada saat itulah proses berhenti. Hasil final atau produk yang dihasilkan
ini disebut sebagai genetivus subjektivus.
Berdasarkan uraian tersebut maka setiap kajian
filsafat harus dimulai dari genetivus
objektivus yang akan berhenti dan menjadi genetivus subjektivus.
3.
Mengapa filsafat
penelitian menjadi penting untuk sebagai sarana pemahaman pemikiran ala Timur?
Jawab :
Pemikiran timur yang didominasi oleh 3 pemikiran yaitu
filsafat India filsafat Cina dan filsafat Islam. Filsafat India yang mengusung keyakinan akan kesatuan fundamental antara manusia
(individu) dengan alam (kosmos).
Sedangkan dalam memahami
asal mula Filsafat Cina, ada 3 hal yang perlu diketahui. Pertama,
filsafat adalah sebuah usaha sadar untuk memformulasikan pandangan-pandangan
dan nilai-nilai sebagai ekspresi dari keyakinan fundamental sekelompok orang.
Karenanya filsafat tidak dapat dilepaskan dari latar belakang budaya dan
tradisi kelompok tersebut. Dalam hal ini adalah bahasa, seni, literatur,
dan agama. Yang kedua, filsafat sebagai sebuah aktivitas yang
berkelanjutan haruslah dipandang sebagai sesuatu yang muncul dari aktivitas
praktis kehidupan yang berfokus pada pemecahan masalah tentang pengetahuan yang
benar, pemahaman asali, dan penghargaan yang wajar atas berbagai masalah
kehidupan, entah secara individu ataupun sosial. Yang ketiga adalah
lebih berupa konstruksi-konstruksi teoretis sebagai hasil pemikiran filosofis
ataupun kegiatan kultural dari suatu kelompok orang/masyarakat (Fung
Yu-Lian,2007:5) .Adapun Filsafat Islam digolongkan ke dalam filsafat timur karena lebih
dominan sifatnya yang menunjukkan idealisme seperti umumnya filsafat-filsafat
yang muncul di dunia timur, seperti Cina dan India.
Filsafat timur yang
diuraikan tersebut memiliki aliran idealisme utamanya
bercirikan bersifat spiritual, esensinya adalah dengan berfikir. Berdasarkan cirinya pemikiran ala Timur lebih
cenderung bersifat keagamaan daripada sebagai pengetahuan. Oleh karena itu
dibutuhkan sebuah alat pemecah yang dapat menjelaskan pemikiran ala timur
tersebut secara sistematis dan logis agar lebih mudah dipahami.
Filsafat penelitian sebagai ilmu yang berusaha
mengkaji dan mempelajari cara kerja pikiran dalam mencari, menyelidiki,
menemukan, dan menghasilkan pengetahuan secara sistematis, rasional dan
empiris, dipandang sebagai alat atau sarana penting yang dapat digunakan untuk
memahami pemikiran ala timur yang cenderung kurang rasional dan sistematis.
Karena filsafat penelitian akan menggali pemahaman-pemahaman tersebut dengan
prosedur dan metode ilmiah yang sistematis, rasional, dan empiris.
4.
Apa metode yang
paling tepat untuk kajian filsafat penelitian itu?
Jawab :
Metode dapat diartikan sebagai cara. Cara yang
dimaksud adalah cara yang terarah, sistematis dan disesuaikan dengan tujuan
yang ingin dicapai.
Metode digunakan sebagai sarana mempermudah dalam mencapai tujuan. Adapun
metode yang dapat digunakan dalam mempelajari filsafat ada tiga, yaitu : metode sistematis, metode historis, dan metode
kritis.
a) Metode sistematis, berarti
seseorang menghadapi dan mempelajari karya filsafat. Misalnya
mula-mula pelajar menghadapi teori pengetahuan yang terdiri atas
beberapa cabang filsafat. Setelah itu ia mempelajari teori hakikat yang
merupakan cabang lain. Kemudian ia mempelajari teori nilai dan filsafat nilai.. metode ini perhatiannya terpusat pada isi
filsafat, bukan pada tokoh atau pun periode.
b) Metode historis digunakan
apabila seseorang mempelajari filsafat dengan cara mengikuti sejarah, terutama
sejarah pemikiran. Metode ini dilakukan dengan
membicarakan tokoh demi tokoh menurut kedudukan dalam sejarah. Mulai dari
membicarakan biografinya, teori pengetahuannya, teori hakikat maupun sampai
teori nilainya.
c) Metode kritis digunakan oleh
orang yang mempelajari filsafat tingkat intensif. Kritik
itu mungkin dalam bentuk menentang, dapat juga berupa dukungan terhadap ajaran
filsafat yang sedang ia pelajari. Ia mengkritik menggunakan pendapatnya
sendiri.
Kaitannya dalam filsafat penelitian yang
mempelajari bagaimana cara pikiran dalam mencari, menyelidiki, menemukan dan
menghasilkan jawaban dari sebuah permasalahan, maka metode yang paling tepat
untuk digunakan dalam mempelajari filsafat penelitian adalah metode kritis.
Metode kritis dianggap sebagai metode yang paling
tepat dalam mempelajari filsafat penelitian karena dalam filsafat penelitian
yang dibahas adalah penelitian itu sendiri, yaitu sesuatu yang bersifat ilmiah,
sistematis, logis dan empiris. Melalui metode kritis maka seseorang dapat
mengkritisi objek material dari filsafat penelitian melalui pendekatan atau
objek formal yang digunakan.
- Bagaimana pendapat saudara tentang objek material dan objek formal dalam bidang filsafat penelitian?
Jawab :
Di dalam kajian filsafat terdapat istilah objek
material dan objek formal. Objek material Menurut Dardiri adalah segala
sesuatu yang ada, baik yang ada dalam pikiran, ada dalam kenyataan maupun ada
dalam kemungkinan. Segala sesuatu yang ada itu di bagi dua, yaitu :
1.
Ada yang bersifat umum (ontologi),
yakni ilmu yang menyelidiki tentang hal yang ada pada umumnya.
2.
Ada yang bersifat khusus yang terbagi
dua yaitu ada secara mutlak (theodicae) dan tidak mutlak yang terdiri dari
manusia (antropologi metafisik) dan alam (kosmologi)
Sedangkan
objek formal adalah sudut pandang dari mana sang subjek menelaah objek
materialnya.
Berdasarkan uraian tersebut, maka kaitannya dalam filsafat penelitian yang
menjadi objek materialnya adalah penelitian itu sendiri, sedangkan objek
formalnya adalah pendekatan atau paradigma yang digunakan dalam menelaah
penelitian.
Pendekatan penelitian sebagai objek formal dikelompokkan menjadi dua yaitu
pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif
berlandaskan pada filsafat positivisme yang memandang suatu gejala itu dapat
diklasifikasikan, teramati, dapat diukur, relatif tetap, dan lebih menekankan
generalisasi, sedangkan pendekatan kualitatif berlandaskan pada filsafat
postpositivisme yang memandang suatu gejala itu bersifat holistik, tidak semua
teramati dan belum tentu dapat diukur, dinamis, dan lebih menekankan makna
daripada generalisasi.
Comments
Post a Comment