CONTOH PROPOSAL EVALUASI PROGRAM LATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN OSIS (LDKO) BERBASIS OUTBOUND TRAINING
EVALUASI
PROGRAM
LATIHAN
DASAR KEPEMIMPINAN OSIS (LDKO)
BERBASIS OUTBOUND TRAINING
1. Pendahuluan
1.1.
Latar belakang Evaluasi Program
Pembinaan kepemimpinan
merupakan salah satu bagian penting dalam mencetak generasi muda yang unggul.
Pembinaan kepemimpinan merupakan bekal dalam berkehidupan dan bermasyarakat.
Remaja setingkat
sekolah menengah atas merupakan generasi muda yang penuh semangat, energik dan
rasa ingin tahu yang kuat, sehingga diperlukan sebuah wadah bagi mereka untuk menjembatani
dan mengakomodasi kegiatan mereka dalam beraktivitas dan berdinamika. Organisasi
Siswa Intra Sekolah atau OSIS merupakan wadah bagi para siswa siswi SMA berorganisasi.
OSIS merupakan
wadah yang dapat membantu siswa dan siswi dalam berorganisasi dan mengelolanya.
Oleh karena itu, pengurus OSIS perlu dibekali beberapa pengetahuan dan keterampilan
manajemen organisasi bagus termasuk didalamnya adalah kepemimpinan.
Latihan
dasar kepemimpinan OSIS adalah sebuah pelatihan mengenai segala hal yang
berkaitan dengan kepemimpinan. Pelatihan ini diberikan kepada calon Pengurus
OSIS baru, baik untuk Tingkat Sekolah Menengah Pertama maupun Sekolah Menengah
Atas. Pelatihan dasar yang diberikan ini bertujuan untuk memberikan bekal
kepemimpinan kepada Pengurus OSIS baru yang nantinya akan menjadi pemimpin dari
seluruh kesatuan OSIS dari sekolah yang bersangkutan.
Metode
dalam memberikan LDKO berbeda-beda, diantaranyamelalui kegiatan outbound
training. Outbound training merupakan suatu kegiatan yang dilakukan di luar
ruangan dengan materi berupa aktifitas-aktifitas yang menekankan pada
kekompakan, kerjasama, kepemimpinan, dan keberanian. LDKO yang diselenggarakan melalui
outbound training bertujuan memberikan suasana yang berbeda terhadap peserta
LDKO dalam menerima materi, yaitu tidak hanyaberbasis teori tetapiberbasis
pengalaman-pengalaman yang terdapat dalam permainan-permainan outbound.
Setiap program
pelatihan yang dilaksanakan perlu didasarkan padakebutuhan untukmeningkatkan
kemampuan pesertaterhadapjenis kompetensi tertentu. Pelatihan juga harus dapat menjawab
kebutuhan peserta sehingga nantinya akan bermanfaat untuk meningkatkan
pengembangan sumber daya manusia dalam kehidupan masyarakatnya.
Dengan adanya kesadaran tersebut maka setiap program
yang dijalankan perlu adanya sebuah evaluasi untuk mengetahui sejauh mana
tujuan pelatihan tersebut dapat tercapai. Oleh karena itu penelitian ini
berusaha untuk mengevaluasi apakah kegiatan LDKOberbasis outbound training
dapat memenuhi tujuan yang diharapkan. Maka penelitian ini diberi judul EVALUASI PROGRAM LATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN
OSIS (LDKO)BERBASIS OUTBOUND TRAINING DI SEKOLAH MENENGAH ATAS
1.2.Rumusan
Evaluasi Program
1.2.1. Bagaimana
efektifitas LDKO berbasis Outbound Training dalam meningkatkan kualitas
kepemimpinan peserta LDKO ?
1.2.2. Bagaimana
dampak yang ditimbulkan LDKO berbasis Outboung Training dalam kepengurusan OSIS
?
1.3.Tujuan
Evaluasi Program
1.3.1. Mengumpulkan
data dan informasi mengenai proses dan hasil pelaksanaan LDKO berbasis Outbound
Training
1.3.2. Menilai
efektifitas pelaksanaan LDKO berbasis Outbound Training dalam meningkatkan
kualitas kepemimpinan peserta pelatihan.
1.3.3. Memberikan
saran, masukan dan rekomedasi mengenai pelaksanaan LDKO berbasis Outbound
Training .
1.4.
Manfaat Evaluasi
Memberikan
masukan dan pengetahun terkait program LDKO berbasis Outbound Training dalam
meningkatkan kualitas kepemimpinan siswa.
2. Kajian Pustaka
2.1.
Evaluasi Program
Menurut Suharsimi
Arikunto dan Abdul Jabar (2010 ; 14) Evaluasi program adalah proses penetapan
secara sistematis tentang nilai, tujuan, efektivitas atau kecocokan sesuatu
sesuai dengan kriteria dan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Proses
penetapan keputusan itu didasarkan atas perbandingan secara hati-hati terhadap
data yang diobservasi dengan menggunakan standard tertentu yang telah
dibakukan. Ralp Tyler, 1950 (dalam Suharsimi, 2010) mendefinisikan bahwa
evaluasi program adalah proses untuk mengetahui apakah tujuan program sudah
dapat terealisasi. Sedangkan Cronbach dan Stufflebeam (2003) evaluasi program
adalah upaya menyediakan informasi untuk disampaikan kepada pengambil
keputusan.
Berdasarkan berbagai
definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan evaluasi program
adalah kegiatan untuk mengumpulkan data daninformasi tentang bekerjanya suatu
program yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif
atau pilihan yang tepat dalam mengambil sebuah keputusan.
Dengan melakukan evaluasi maka akan
ditemukan fakta pelaksanaan dilapangan yang hasilnya bisa positif ataupun
negatif. Sebuah evaluasi yang dilakukan secara professional akan menghasilkan
temuan yang obyektif yaitu temuan apa adanya; baik data, analisis dan
kesimpulannya tidak dimanipulasi yang pada akhirnya akan memberikan manfaat
kepada perumus kebikan, pembuat kebijakan dan masyarakat.
2.2.
Latihan Dasar Kepemimpinan OSIS (LDKO)
Kepemimpinan
berakar pada kata “pimpin” yang berarti bimbing atau tuntun. Situasi ini
mengandaikan ada yang dibimbing dan ada yang membimbing . Dalam keadaan dimana
terdapat lebih dari satu orang, maka kepemimpinan muncul. (Syafi’ie:1). Dalam konteks
organisasi, kepemimpinan diperlukan demi pencapaian tujuan organisasi beserta seluruh
anggotanya.
Terry dalam
Hersey dan Blanchard menyatakan bahwa kepemimpinan adalah aktivitas mempengaruhi
orang-orang untuk berusaha mencapai tujuan kelompok secara sukarela. (2000:98).
Pada literatur yang sama, Koontz dan O‟Donnel mengemukakan, kepemimpinan
merupakan upaya mempengaruhi orang-orang untuk ikut dalam pencapaian tujuan bersama.
(2000:99). Pendapat yang serupa disampaikan oleh Stephen P. Robbins yaitu
kemampuan untuk memengaruhi suatu kelompok ke arah tercapainya tujuan. (2000:40).
Latihan dasar kepemipinan OSIS atau LDKO adalah sebuah kegiatan yang secara
umum bertujuanuntuk meningkatan sumber daya peserta yaitu pengurus OSIS untuk
mendalami dan memahami tentang konsep-konsep atau dasar – dasar sebuah
organisasi
2.2.1. Tujuan LDKO
Melalui LDKO para siswa-siswi peserta kegiatan ini diharapkan
2.2.1.1.Memiliki
keterampilan dan pemahaman tentang organisasi yang lebih baik dibandingkan
dengan siswa-siswi yang tidak mengikuti (LDKO ), para peserta mendapatkan
sebuah pengalaman baik secara intelektual maupun pengalaman tentang cara
bagaimana memimpin dan memanajemen sebuah organisasi.
2.2.1.2.Melalui LDKO
peserta diharapkan dapat lebih berani dan bermain peran aktif dengan terampil
dalam menyuarakan aspirasi para siswa
atau siswi kepada pihak sekolah.
2.2.1.3. Melalui LDKO
para peserta diharapkan dapat memiliki
karakteristik seorang pemimpin yang memiliki intelektual, kreatifititas serta
nalar berfikir yang berguna bagi agama dan tanah air bangsa Indonesia yang
dijiwai oleh semangat pancasila dan undang-undang dasar 1945 dan berkeyakinan
kepada Tuhan Yang Maha Esa
2.2.1.4.Memiliki
keterampilan dan pemahaman tentang organisasi yang lebih baik dibandingkan
dengan siswa-siswi yang tidak mengikuti LDKO. Hal ini dikarenakan dalam
kegiatan LDKO para peserta mendapatkan sebuah pengalaman baik secara
intelektual maupun pengalaman tentang cara atau bagaimana memimpin, memanajemen
sebuah organisasi. Yang jelas bahwa mereka mendapatkan sesuatu pengetahuan di
luar dari apa yang diberikan di dalam kegiatan proses belajar dan mengajar.
Berdasarkan konsep LDKO diatas maka
dapat digambarkan sebagai berikut :
![]() |
||
![]() |
||
![]() |
2.3.
Outbound Training
Outbound
training adalah bentuk pembelajaran perilaku kepemimpinan dan manajemen di alam
terbuka dengan pendekatan yang unik dan sederhana tetapi efektif karen
pelatihan ini tidak sarat dengan teori-teori melainkan langsung diterapkan pada
elemen-elemen yag mendasar yang bersift sehari-hari, seperti saling percaya,
saling memperhatikan serta sikap proaktif dan komunikatif. (Hendri Bun, 2009:
147)
Kegiatan
outbound bertujuan menumbuhkan dan menciptakan sikap saling mendorong,
mendukung dan memotivasi dalam sebuah kelompok. Selain mengembangkan kemampuan
sikap kreatif juga memberi kontribusi dalam memupuk jiwa kepemimpinan,
kemandirian, keberanian, percaya diri, tanggung jawab dan empati.
Metode
pembelajaran outbound adalah permainan sebagai bentuk penyampaiannya. Dalam
permainan skill, individu tidak hanya ditantang berpikir cerdas namun juga
memiliki kepekaan sosial. Dalam outbound peserta akan lebih banyak dituntut
mengembangkan kemampuan ESQ (emotional and spiritual quotient). Metode outbound
training memungkinkan peserta melakukan sentuhan-sentuhan fisik dengan latar
alam terbuka sehingga diharapkan melahirkan kemampuan dan watak serta visi kepemimpinan
yang mengandung nilai-nilai kejujuran, keterbukaan, toleransi, kepekaan,
kecerdasan, serta rasa kebersamaan dalam membangun hubungan antar manusia yang
serasi dan dinamis.
3. Rancangan dan
Metode Evaluasi
3.1.
Rancangan Evaluasi
Rancangan
evaluasi yang digunakan adalah Before and
Afteryaitu suatu rancangan evaluasi yang membandingkan antara kondisi
sebelum pelatihan dan setelah pelatihan
3.2.
Subjek Evaluasi
Subjek evaluasi
adalah pengurus OSIS SMA N 1 Jepara yang menjadi peserta LDKO berbasis Outbound
Training
3.3.Teknik
Pengumpulan Data
Data dibagi menjadi dua, yaitu data primer dan data
sekunder.
Data primer diperoleh dari :
-
pre-test dan
pos-test yang diberikan kepada peserta pelatihan.
-
Hasil wawancara
dari peserta pelatihan, guru, dan trainer/pelatih.
-
Hasil observasi
dari persiapan, pelaksanaan dan hasil pelatihan.
-
Hasilkuesioner
dari peserta yang telah mengikuti pelatihan mengenai persepsi mereka terhadap
pelaksanaan, hasil dan efektifitas pelaksanaan pelatihan terhadap peningkatan
kualitas kepemimpinan.
Data
sekunder diperoleh dari studi dokumentasi berupa dokumen-dokumen yang berkaitan
dengan persiapan/perencanaan, panduan pelaksanaan pelatihan berupa jadwal,
petunjuk pelaksanaan (JUKLAK), petunjuk teknis (JUKNIS), dan bukti proses pelaksanaan
pelatihan.
3.4.
Instrumen pengumpul data
3.4.1. Pre-test
dan post-test berupa sekumpulan pertanyaan tentang materi pelatihan yang
diberikan kepada peserta pelatihan sebelum dan sesudah pelaksanaan pelatihan
untuk mendapatkan informasi tingkat kemajuan antara sebelum dan
sesudahpelatihan.
3.4.2. Pedoman
observasi menggunakan lembar cheklist
yang dibuat untuk mendapatkan informasi mengenai gambaran hasil pelaksanaan
pelatihan berupa tingkah laku peserta yang telah mengikuti pelatihan dalam
menjalankan roda kepengurusan OSIS.
3.4.3. Pedoman
wawancara berupa sekumpulan pertanyaan yangdigunakan untuk menggali dan
mengumpulkan informasi mengenai pelakasanaan, hasil, dan efektifitas pelatihan
dalam meningkatkan kualitas kepemimpinan peserta pelatihan.
3.4.4. Kuesioner
berisi pertanyaan-pertanyaan maupun pernyataan dengan jawaban menggunakan
sekala likert untuk mendapatkan
informasi tentang persepsi peserta pelatihan terhadap pelaksanaan, hasil dan
efektifitas pelatihan.
3.4.5. Pedoman
telaah dokumen dibuat berhubungan dengan perencanaan, dan proses/pelaksanaan
pelatihan.
3.5.
Teknik Analisis Data
Evaluasi program
LDKO berbasis Outbound menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif, oleh
karena itu teknik analisis data disesuaikan dengan pendekatan tersebut.
Teknik Analisis kualitatif
digunakan untuk menganalisis hasil wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik
triangulasi digunakan menguji tingkat hasil keabsahan data. Selanjutnya
dilakukan proses pengolahan melalui 3 tahapan yaitu: reduksi data, penyajian
data, dan penarikan kesimpulan. Reduksi data adalah suatu proses untuk
menajamkan, mengolongkan, mengarahkan, menyederhanakan, membuang yang tidak
perlu dan mengorganisasikannya. Sedangkan penyajian data adalah proses
penyusunan dan penyajian informasi yang diperoleh dari sumber-sumber informai,
tahap selanjutnya menarik kesimpulan atas hasil penelitian yang telah diperoleh
dan disajikan secara naratif.
Teknik analisis
kuantitatif digunakan untuk memperoleh hasil pret-test dan post-test dan
kuesioner angket, namun sebelum instrumen diujikan maka perlu diuji validitas
dan reliabilitasnya terlebih dahulu. Setelah diperoleh hasil uji dari instrumen
yang valid dan variabel, kemudian data diolah menggunakan statistik deskriptifselanjutnya data disajikan dalam bentuk tabel,
grafik, atau diagram.
Hasil pengolahan
data dari kedua pendekatan tersebut kemudian dianalisis dan disimpulkan untuk
memperoleh rekomendasi terhadap pelaksanaan LDKO berbasis Outbound selanjutnya.
Daftar Pustaka
Arikunto,
Suharsimi dan S. Abdul Jabar, 2010, Evaluasi
Program Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.
Borg, W.R. &
Gall, M.D, 2003, Educational Research an
Introduction (seventh edition), New York & London: Longman
Hendri
Bun, 2009, Outbound Training (300 Game
Kreatif), Gradien mediatama, Yogyakarta
Kartono,
Kartini. 2002. Pemimpin dan Kepemimpinan.
Raja Grafindo Persada. Jakarta
Lantu,
Donal,. Erich Pesiwarissa dan Augusman Rumahorbo. 2007. Servant Leadership. Gradien Books. Yogyakarta
Maxwell,
John C., 1995. Mengembangkan Kepemimpinan
di dalam Diri Anda. Binarupa. Jakarta
Robbins,
Stephen P. 2003. Perilaku Organisasi 2.
Indeks. Jakarta
Syafi”ie,
Inu Kencana., 2006. Kepemimpinan
pemerintahan Indonesia. Refika Aditama. Bandung
Thoha, Miftah. 2006. Kepemimpinan dalam Manajemen. Raja
Grafindo Persada. Jakarta
Comments
Post a Comment