CIRI ANAK PEMALU DAN FAKTOR PENYEBABNYA
A.
PENGERTIAN
PEMALU
Menurut Kak
Seto (Depdiknas, 2004:70) bahwa anak pemalu yaitu anak yang selalu menghindar
dari keramaian dan tidak dapat secara aktif bergaul dengan teman dan
lingkungannya. Gunarsah (2001:56)
mengemukakan bahwa perasaan malu adalah rasa gelisah yang dialami seseorang
terhadap pandangan orang lain terhadap dirinya. Malu adalah bentuk yang lebih
ringan dari rasa takut yang ditandai oleh sikap mengerut untuk menghindari
kontak dengan orang lain, terutama yang belum dikenal.
Menurut
Prayitno (2004:208) bahwa malu adalah bentuk yang lebih ringan dari rasa takut
yang ditandai oleh sikap mengerutkan tubuh untuk menghindari kontak dengan
orang lain yang masih belum dikenal.
Sifat pemalu adalah suatu
sifat bawaan atau karakter yang diberi sejak lahir. Para ahli mengatakan bahwa
pemalu adalah perilaku yang merupakan hasil belajar atau respon terhadap suatu
kondisi tertentu. Pemalu juga sering disebut sebagai suatu keadaan dalam diri
seseorang dimana orang tersebut sangat peduli dengan penilaian orang lain
terhadap dirinya dan merasa cemas karena penilaian sosial tersebut, sehingga
cenderung untuk menarik diri.
Swallow
(2002:20) membuat daftar hal-hal yang biasanya dilakukan atau dirasakan oleh
anak pemalu yakni menghindari kontak mata, tidak mau melakukan apa-apa,
terkadang memperlihatkan perilaku mengamuk yang dilakukan untuk menghilangkan
kecemasannya, tidak banyak bicara, tidak mau mengikuti kegiatan-kegiatan di
kelas, tidak mau meminta pertolongan atau bertanya pada orang yang tidak
dikenal, mengalami demam panggung (pipi merah, tangan berkeringat, keringat
dingin dan bibir terasa kering) disaat-saat tertentu, menggunakan alasan sakit
atau tidak perlu berhubungan dengan orang lain (misalnya agar tidak perlu pergi
ke sekolah), mengalami psikomatis dan merasa tidak ada yang menyukainya. Lebih
lanjut Rosmala (2005:122) mengemukakan ciri-ciri anak pemalu, meliputi: (a)
lebih senang bermain sendiri, (b) tidak berani tampil dalam permainan, (c)
membatasi diri dalam pergaulan, (d) kurang berani berbicara dengan guru atau
orang lain
B.
CIRI-CIRI
ANAK PEMALU
Menurut
Rosmala (2005:122) bahwa ciri anak pemalu adalah sebagai berikut:
a) Kurang berani berbicara dengan guru dan teman lain. Anak yang
pemalu, selalu gugup dalam berkata-kata sehingga cenderung jadi seorang pendiam
dan kurang berbicara orang lain yang dikenalnya;
b) Sifat pemalu anak juga dapat dilihat dari keberaniannya mengadakan
kontak dengan orang lain. Anak pemalu selalu berusaha menghindari bertatapan
mata dengan lawan bicaranya. Saat berkomunikasi dengan orang lain, anak
tersebut memilih untuk menunduk atau mengalihkan pandangan ke arah lain;
c) Situasi di sekolah terkadang mengharuskan anak untuk melakukan
sesuatu yang diperintahkan gurunya, misalnya bernyanyi, bercerita atau mengucap
syair. Anak yang pemalu cenderung bersikap pasif atau menolak perintah yang
mengharuskan dia menjadi objek perhatian, sehingga dia selalu menolak ketika
mendapat giliran untuk tampil di depan kelas.
d) Karena merasa diri banyak kekurangan seorang yang pemalu sering
memilih untuk melakukan aktivitas sendiri. Kecenderungan ini menyebabkan dia
selalu menolak ajakan orang lain untuk bergabung bersama.
e) Anak yang memiliki sifat pemalu, tidak suka bertutur panjang lebar
dalam berkomunikasi dengan orang lain ia lebih suka berbicara seperlunya saja.
f) Sifat pemalu dapat pula disebabkan oleh rasa kurang percaya diri
atau merasa dirinya sangat jauh dari kesempurnaan. Hal ini menyebabkan dia
takut untuk berterus terang atau terbuka dengan masalah yang dihadapinya.
Sehingga segala sesuatu yang menjadi beban pikirannya seringkali disimpannya
dalam hati, atau dipecahkannya sendiri.
C.
FAKTOR
PENYEBAB ANAK PEMALU
Menurut
Rahmawati (2011:2) bahwa faktor penyebab perilaku pemalu pada anak diantaranya
a) Terlalu banyak mengancam, menggoda, atau kritik. Anak-anak yang
sering terancam, menggoda atau dikritik, baik oleh anggota keluarga atau oleh
orang lain dapat belajar hanya mengharapkan umpan balik negatif dari orang
lain. Hal ini menjadikan anak menghindari situasi sosial dan kontak dengan
orang lain.
b) Perasaan rendah diri (low self esteem). Self esteem
berhubungan dengan persepsi anak tentang dirinya. “Self esteem” dapat
didefenisikan sebagai perasaan seorang anak tentang kemampuan yang
dikombinasikan dengan perasaan bagaimana dia dicintai. Anak anak harus
mempunyai perasaan yang baik tentang dirinya. Seorang anak yang puas dan senang
dengan prestasi akademik tetapi tidak merasa dicintai pada akhirnya mengalami
rendah diri.
c) Pengaruh dari model di lingkungan . Beberapa aspek dari rasa malu
diperoleh dari proses beajar. Latar belakang budaya dan lingkungan keluarga
menawarkan model perilaku sosial. Memberi label kepada anak bahwa ia seorang
anak yang pemalu. Ketika berbicara dengan orang lain, orang tua kadang-kadang
mengatakan di depan seorang anak bahwa dia atau dia malu. Itu adalah kesalahan
besar! Anak-anak yang diberitahu bahwa mereka pemalu cenderung mulai memikirkan
diri mereka sendiri sebagai pemalu dan kemudian memenuhi peran, tanpa membuat
usaha untuk berubah.
d) Kurang Bermasyarakat. Sifat pemalu akan terjadi bila anak hidup
dengan latar belakang dimana ia diabaikan oleh orangtuanya, atau dibesarkan
dalam lingkungan keluarga yang mengasingkan diri, terlalu dikekang sehingga
mereka tidak dapat mengalami hubungan sosial yang normal dengan masyarakat.
e) Pandangan Orang Lain. Banyak anak yang menjadi pemalu karena
pandangan orang lain yang telah merasuk ke dalam dirinya sejak kecil. Mungkin
orang dewasa sering mengatakan bahwa ia pemalu, bahkan guru dan teman-teman
juga berpendapat sama, sehingga akhirnya ia benar-benar menjadi seorang pemalu.
f) Kurangnya keterlibatan orang tua. Beberapa orangtua mungkin tampak
tidak tertarik dalam kehidupan anak-anak mereka untuk sejumlah alasan. Sebagai
contoh, orang tua secara keliru percaya bahwa mereka akan mempromosikan
kemerdekaan pada anak-anak mereka jika mereka membiarkan anak-anak mereka
berjuang sendiri. Lain hanya mungkin tidak memiliki waktu atau keinginan untuk
menjadi sangat terlibat dalam kehidupan anak-anak mereka. Apa pun alasannya,
penurunan keterlibatan orang tua dapat mengarahkan anak-anak untuk percaya
bahwa mereka tidak layak orang lain 'perhatian. Ini pada gilirannya akan
mempengaruhi hubungan sosial.anak yang tidak percaya bahwa orang lain tertarik
pada mereka mungkin akan merasa sangat tidak nyaman dalam situasi sosial.
g) Modeling atau belajar perilaku. Karena anak-anak belajar dari
orang tua mereka menonton, orang tua yang pemalu sering memiliki anak-anak yang
pemalu. Malu orang dewasa mungkin beberapa teman-teman atau
kepentingan-kepentingan sosial, sehingga anak-anak mereka mengalami kesulitan
belajar bagaimana membuat teman-teman dan bagaimana berperilaku sosial.
h) Hampir semua orang memahami, faktor genetik dan lingkungan
memegang peranan penting dalam membentuk kepribadian seseorang. Hanya saja,
banyak orang tak faham, bahwa sifat pemalu merupakan bawaan lahir, sehingga
anak yang dilahirkan dari bapak-ibu yang pemalu, biasanya akan menjadi anak
pemalu juga. Kebanyakan peneliti menekankan bahwa pengaruh genetik mungkin
hanya sebagian kecil dari penyebab rasa malu anak. Hal ini merupakan faktor
yang tidak langsung dan belum pasti. Sejak lahir anak tersebut terlihat agak
sensitif dan kemungkinan hal itu terjadi karena pembawaan saat ibu yang ketika
sedang mengandung mengalami tekanan jiwa maupun fisik.
i) Konsistensi orangtua. Beberapa rasa malu dapat disebabkan oleh
praktik-praktik pengasuhan yang tidak konsisten, misalnya, menghukum perilaku
tertentu suatu hari, dan kemudian membiarkannya slide dengan yang lain, menjadi
terlalu melibatkan diri dengan seorang anak beberapa waktu, dan tidak terlibat
pada waktu yang lain. Inkonsistensi membuat anak merasa tidak aman, yang dapat
mengakibatkan rasa malu
Comments
Post a Comment