Manajemen Kelas (Studi Kasus di SMP Hj. Isriati Semarang saat PPL)
Di dalam dunia pendidikan manajemen atau pengelolaan merupakan
komponen yang sangat penting. Alasannya tanpa menajemen tidak mungkin tujuan
pendidikan dapat diwujudkan secara optimal, efektif dan efisien. Untuk itu
perlu dipahami fungsi-fungsi pokok manajemen, yaitu perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan dan pembinaan.
Agar dalam
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dapat terlaksana secara baik dan efektif
maka diperlukan pula suatu menajemen yang baik, diantaranya dengan manajeman
kelas dan manajemen peserta didik sehingga dalam kegiatan pembelajaran dapat
berjalan lancar, tertib dan teratur. Hal ini yang pernah penulis coba lakukan
dalam kegiatan belajar mengajar di SMP H. Isriati Manyaran Semarang.
Sebagai bahan
deskripsi adalah kelas (IT) VII C SMP H. Isriati. Dalam proses pembelajaran
penulis memberikan materi tentang Akhlak kepada Orang Tua dengan menggunakan
metode ceramah dan dialog interaktif dengan menggunakan media video dan LCD
yang ada di dalam kelas.
Namun sebelum
masuk ke materi penulis mencoba memberikan suatu permainan atau relaksasi agar
peserta didik tertarik. Disini penulis mengajak peserta didik untuk melakukan
beberapa gerakan Brain Gym (senam otak) karena menurut beberapa ahli 1-3
menit melakukan senam otak akan menstimulasi otak sehingga membantu peserta
didik dalam menyerap materi. Dan benar setelah mengajak peserta didik melakukan
senam otak, kondisi kelas yang awalnya gaduh perlahan mulai tenang. Menurut
hemat penulis kondisi yang berubah tersebut (dari gaduh menjadi tenang) karena,
pertama ada sesuatu yang baru di dalam kelas yang berbeda dari
sebelumnya. Kedua peserta didik tertarik dengan permainan yang
diberikan. Ketika kelas mulai tenang dan peserta didik mulai tertarik dengan
apa yang diberikan penulis (guru praktikan) maka itu adalah waktu yang tepat
memulai pembelajaran.
Seperti yang
penulis sampaikan diatas bahwa dalam pembelajaran ini, pertama penulis
menggunakan metode ceramah dan dialog interaktif, hal ini penulis lakukan agar
terbangun kesadaran akan pentingnya berbakti dan berakhlak yang baik kepada
orang tua yang timbul dari diri peserta didik sendiri. Dalam penyampainnya disamping
menggunakan buku-buku materi pegangan, penulis juga berusaha memberikan penanaman
nilai melalui motivasi-motivasi dan refleksi tentang sikap dan akhlak peserta
didik terhadap orang tua mereka selama ini. Dari sini perlahan kesadaran
peserta didik tentang berbakti kepada orang tua mulai terbangun, keadaan ini
dibuktikan dengan makin antusias peserta didik dalam mengajukan pertanyaan dan
yang lainnya tenang memperhatikan.
Setelah itu melalui
LCD di dalam kelas penulis menyajikan suatu video tentang motivasi-motivasi
yang berkaitan dengan materi. Disini penulis sengaja membiarkan peserta didik
untuk melihat video tersebut mulai awal hingga akhir tanpa memberikan komentar,
hal ini dilakukan agar ranah afektif dan titik emosional peserta didik
tersentuh dengan sendirinya. Setelah itu penulis menyajikan video kedua yang
berisi tentang renungan perjuangan dan kasih sayang orang tua. Di saat peserta
didik menonton video, melalui microfon yang ada di kelas penulis memberikan
refleksi serta renungan tentang pentingnya menyayangi dan berbakti kepada orang
tua dan saat itulah titik emosional peserta didik mulai benar-benar tersentuh.
Kondisi ini dibuktikan dengan adanya beberapa peserta didik yang mulai menangis,
untuk lebih menguatkan suasana emosional, penulis meminta peserta didik untuk
mengungangkapkan kasih sayang mereka dan segala hal yang ingin disampaikan
kepada orang tua mereka masing-masing melalui sebuah surat dan dikumpulkan.
Dari sini ini penulis dapat menilai sejauh mana sisi emosional masing-masing
anak tersentuh. Setelah selesai penulis memberikan kesimpulan dari proses
pembelajaran yang telah dilakukan.
Dari proses
pembelajaran dari awal hingga akhir penulis memang sengaja menekankan sisi
emosional peserta didik dalam menyampaikan materi ini dengan harapan agar lebih
mengena dalam ranah afektif peserta didik. Dengan alasan bahwa materi-materi
akhlak kurang mengena jika hanya menekankan pada ranah kognitif yang mengacu
pada sisi intelektual tanpa mempertimbangkan sisi emosional peserta didik.
Tentunya dalam
proses pembelajaran ini tidak semua berjalan sempurna, disini penulis akan
menyajikan beberapa kendala dan cara penulis dalam mengatasinya:
-
peserta
didik yang tidak fokus terhadap materi
-
Peserta
didik berbicara sendiri dengan teman disampingnya
-
Peserta
didik asik dengan kegiatannya sendiri
Cara mengatasinya:
-
Terhadap
peserta didik yang kurang fokus, penulis sengaja memberikan pertanyaan atau
mengajak dialog langsung dengan harapan peserta didik merasa adanya perhatian
lebih sehingga akan lebih tanggap dan lebih fokus terhadap materi
-
Untuk
Peserta didik yang berbicara sendiri dengan teman disampingnya, penulis
melakukan pendekatan dengan sindiran atau teguran langsung, Pendekatan ini
dilakukan jika terdapat peserta didik yang bertingkah laku tidak baik di kelas
sehingga mengganggu siswa yang lain.
Saat
ada peserta didik yang asik dengan kegiatannya sendiri, penulis sengaja
memposisikan diri lebih dekat dengan siswa tersebut bahkan jika perlu duduk
disampingnya. Ini dilakukan sebagai upaya agar peserta didik tersebut merasa
diawasai dan mendapat perhatian lebih sehingga akan memperhatikan materi dengan
baik.
Comments
Post a Comment