STUDI PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK DI SMP MODERN ISLAMIC SCHOOL JEPARA (Mini Riset)


STUDI PELAKSANAAN PENDIDIKAN AKHLAK
DI SMP MODERN ISLAMIC SCHOOL JEPARA
Oleh : M. H. Burhanuddinsyah

LATAR BELAKANG
“Sesungguhnya anak itu adalah amanah Allah yang harus dibina, dipelihara dan diurus secara seksama serta sempurna agar kelak menjadi insan kamil, insan yang berakhlak mulia, insan yang berguna bagi agama bangsa dan negara secara khusus dapat menjadi pelipur lara orang tua, penenang hati ayah bunda serta sebagai kebanggaan keluarga. (Abdullah Nasih Ulwan, 1999: vii)” Tentunya harapan tersebut tidak akan terwujud tanpa adanya arahan, bimbingan serta pembinaan akhlak sejak usia kanak-kanak. Oleh karena itu Rasul memerintahkan melalui haditsnya:
 “Abbas bin Walid Ad-Dimasyqi ِِ telah menceritakan pada kami, Ali bin Ayyasy telah menceritakan pada kami, Said bin Umarah telah menceritakan pada kami. Harits bin Nu’man telah Memberitakan pada kami, saya mendengar Anas bin Malik menceritakan dari Rasulullah saw. bersabda: muliakan anak-anakmu dan didiklah dengan adab atau budi pekerti yang baik”. (HR. Ibnu Majah).

Abdullah Nasih Ulwan (1999) dalam bukunya mengingatkan para orangtua: Termasuk dasar utama yang diletakkan Islam di dalam mendidik anak adalah membiasakan mereka bertingkah laku sesuai dengan etika sosial yang berlaku dan membentuk akhlak kepribadiannya sejak dini dengan konsep-konsep dasar pendidikan yang baik. Sehingga ketika anak mencapai usia remaja, dan secara bertahap memahami makna kehidupan, maka pergaulannya dengan orang lain dan perangainya di dalam masyarakat akan tampak sangat baik, ia akan berbuat baik dan berlemah lembut kepada orang lain, mencintai orang lain dan memiliki akhlak yang mulia.
Dalam hal ini akhlak yang baik akan membawa seseorang menuju derajat yang paling mulia. Dan Allah swt. menjadikan akhlak yang baik sebagai sarana untuk mendapatkan surga tertinggi sebagaimana dalam firmanNya pada QS. Ali Imran: 133-134 :

 “133. dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,
134. (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.”

Dengan adanya firman-firman Allah dan beberapa Hadits Nabi mengenai akhlakul karimah, maka pembinaan pendidikan akhlak sejak usia kanak-kanak sangat penting untuk diprioritaskan. Mengingat anak sebagai cerminan bangsa dan negara yang akan membawanya menuju rahmatan lil alamiin. Dalam rangka memenuhi harapan tersebut banyak cara untuk menanamkan nilai-nilai akhlak terhadap anak diantaranya melalui lembaga-lembaga formal seperti lembaga sekolah dan juga di lembaga-lembaga nonformal seperti yang dilakukan Nabi saw, dan bahkan di mana saja memungkinkan adanya transmisi nilai-nilai, seperti di rumah atau dalam lingkungan masyarakat.
SMP Islam Jabal Nur merupakan lembaga pendidikan Islam yang berusaha menerapkan dan menjadikan akhlakul karimah sebagai pijakan utama dalam setiap aspek kegiatan di lingkungan sekolah. Berbagai metode dan pola-pola pendidikan akhlak diupayakan sebaik mungkin untuk mendidikan akhlak siswa agar menjadi lebih baik.
Realitas yang ada menunjukkan, lingkungan memiliki peranan besar dalam mewarnai proses penanaman nilai-nilai akhlak (pendidikan akhlak) bagi anak. Oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui metode dan pola pelaksanaan pendidikan akhlak di SMP Islam Jabal Nur.





METODE
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yaitu riset yang dilakukan dikancah atau medan terjadinya gejala-gejala. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. dengan pendekatan fenomenologis yang berusaha mengerti dan memahami kejadian atau peristiwa dalam situasi tertentu yang nampak (Lexi.J. Moleong, 2004: 10). Pendekatan ini digunakan dalam mengumpulkan data sebanyak-banyaknya mengenai pelaksanaan pendidikan akhlak di SMP Islam Jabal Nur Jepara.
Lokasi penelitian berada di SMP Islam Jabal Nur yang berada di desa Bandengan Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 1-6 Desember 2014. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi untuk mengamati bagaimana metode dan pelaksanaan pendidikan akhlak di SMP Islam Jabal Nur, teknik wawancara digunakan untuk menggali data dari responden kaitannya dalam implementasi dan hambatan dalam pelaksanaan pendidikan akhlak di SMP Islam Jabal Nur, dan dokumentasi sebagai pelengkap dalam memperkuat data dari hasil observasi dan wawancara. Subjek penelitian adalah warga sekolah dan responden dari penelitian ini adalah Kepala Sekolah, Wa.Ka. Kesiswaan, Guru BK, Guru PAI dan beberapa siswa yang dipilih secara acak. Fokus penelitian ini adalah pelaksanaan pendidikan akhlak di SMP Islam Jabal Nur.  

HASIL
Hasil dari dokumentasi bahwa SMP Islam Jabal Nur mempunyai visi “terciptanya sekolah islami yang unggul, berkualitas dan berprestasi dengan pijakan akhlakul karimah.”. Berdasarkan visi tersebut maka segenap elemen dalam sekolah diharapakan menjadi individu yang menjunjung akhlakul karimah, pijakan tersebut diupayakan merasuk ke dalam setiap sendi-sendi lingkungan sekolah.
Pijakan tersebut sebagaimana disampaikan oleh kepala sekolah selanjutnya dibagi menjadi tiga yaitu Akhlak kepada Allah, Akhlak Kepada Manusia, dan Akhlak kepada Alam yang diimplementasikan mulai dari pembelajaran, kegiatan-kegiatan sekolah, interaksi dengan sesama guru, sesama siswa, siswa kepada guru dan sebaliknya, maupun kepada lingkungan. Kemudian bapak kepala sekolah juga menjelaskan bahwa SMP Islam Jabal Nur mempunyai semboyan 4 S, yaitu Senyum, Salam, Sopan, santun.
Wa.Ka. Kesiswaan yang juga di dampingi oleh guru PAI menambahkan bahwa setiap hari siswa dibiasakan untuk “Salim” / mencium tangan guru sebelum masuk ke kelas, kemudian sebelum pelajaran dimulai siswa dibiasakan untuk berdoa dan disambung dengan pembacaan Asmaul Husna secara bersama-sama. Saat jam istirahat siswa di ajak untuk shalat Dhuha berjamaah di masjid dekat sekolah yang di pimpin oleh guru PAI atau guru piket. Kegiatan ini sesuai dengan apa yang diamati peneliti dilapangan. kemudian guru PAI menambahkan bahwa setiap satu minggu sekali di pilih dua siswa perwakilan dari kelas yang ditunjuk untuk menjadi imam shalat Dhuha dan yang satu memberi kultum setelah shalat Dhuha.
Selain kegiatan rutin harian ada juga kegiatan yang bersifat mingguan dan bulanan yang berkaitan dengan pendidikan akhlak, bahwa setiap satu minggu sekali pada hari jumat dijadikan sebagai hari amal, yaitu pada hari tersebut setiap siswa dan guru dibiasakan untuk mengisi kotak amal yang dibagikan di setiap kelas yang kemudian hasil dari sumbangan tersebut diberikan ke masjid, panti asuhan atau lembaga-lembaga lain yang membutuhkan. Selanjutnya adalah jumat bersih, yaitu kegiatan kerja bakti bersih-bersih lingkungan sekolah yang diadakan pada jumat terakhir pada bulan tersebut.
 Guru BK saat ditemui menjelaskan bahwa upaya penanaman akhlak sebagai implementasi dari visi sekolah juga diterapkan dalam pemberian sangsi untuk siswa yang melanggar peraturan sekolah, diantara sangsi yang dijelaskan adalah membersihkan halaman sekolah, menanam tanaman hias di taman sekolah, menulis kalimat Istighfar dengan jumlah yang ditentukan sesuai tingkat pelanggaran, menghafalkan beberapa surat-surat Al-Qur`an, dan menghafalkan bacaan-bacaan doa. Jenis sangsi ini disesuaikan dengan tingkat dan poin pelanggaran yang dilakukan, selain sangsi guru BK juga rutin memberikan nasehat-nasehat agar siswa mempunyai sikap yang baik dan berakhlakul karimah melalui pertemuan kelas atau pada kesempatan lain.
Sindi santika sari siswa kelas VIIIa menyatakan bahwa peraturan dan adat yang dilestarikan di SMP Islam Jabal Nur sangat baik, karena dapat menjadikan dirinya lebih hormat dengan guru, karena setiap hari dibiasakan untuk “salim” dan mengucapkan salam sebelum masuk ke kelas. Hal ini selaras dengan apa yang disampaikan Romadhon kelas VIIb selain menambah hormat kepada guru, adat kebiasaan di SMP Islam Jabal Nur dapat menambah keberanian diri, seperti saat ditunjuk menjadi imam shalat dhuha atau bertugas memberi kultum, dan adat kebiasaan ini merupakan hal baru yang tidak ada di sekolah dasar tempat dulu dia bersekolah. Namun hal berbeda disampaikan Bagus Rohi Sandi kelas VIIIc yang mengatakan beberapa adat kebiasaan di SMP Islam Jabal Nur kadang dilakukan seperti setengah-setengah, contohnya jumat bersih yang harusnya dilaksanakan sebulan sekali kadang dilakukan kadang tidak, selain itu sistem perwakilan kelas untuk menjadi imam shalat dhuha dan kultum kadang tidak berjalan, biasanya yang mendapat giliran tidak siap atau alasan-alasan lain.
Menjawab permasalahan yang disampaikan oleh Bagus R.S., saat dikonfirmasikan kepada Wa.Ka. Kesiswaan, beliau juga meng”amini” bahwa memang terkadang jumat bersih tidak dilakukan karena ada beberapa alasan, biasanya kebetulan tanggal merah, atau ada rapat dewan guru sehingga siswa dipulangkan awal. Sedangkan kurang efektifnya sistem perwakilan kelas untuk shalat dhuha dan kultum dijelaskan oleh guru PAI, bahwa yang menjadikan tidak efektifnya sistem perwakilan tersebut adalah kurang baiknya manajemen organisasi kelas yang tidak mempersiapkan wakilnya dengan baik untuk menjadi imam shalat dhuha dan kultum, hal ini bisa saja disebabkan karena kurangnya sikap kompetitif antar kelas dalam mempersiapkan wakilnya.     

PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil dari penelitian memberikan gambaran tentang bagaimana pola dan metode pelaksanaan pendidikan akhlak di SMP Islam Jabal Nur Jepara. Pola dan metode pendidikan akhlak tersebut dilihat dari tingkat keseringan dapat dikelompokkan menjadi tiga waktu, sebagai berikut :


Sedangkan jika dilihat dari konstruk pembagian Akhlak, maka dapat dikelompokkan sebagai berikut :


Sedangkan dari metode pembentukan akhlak dapat dikategorikan sebagai berikut : Pertama, metode keteladanan, berdasarkan observasi dapat terlihat saat pelaksanaan shalat Dhuha dimana secara bersama guru dan siswa melaksanakan shalat Dhuha berjamaah, selain itu keteladanan juga tampak pada jumat amal dan jumat bersih, dimana tidak hanya siswa yang diminta mengisi kotak amal dan bersih-bersih namun guru juga turut serta dalam mengisi kotak amal dan bersih-bersih lingkungan sekolah.
Kedua, metode nasehat, seperti yang disampaikan guru BK sebelumnya yang selalu berupaya memberikan nasehat kepada siswa agar selalu bersikap baik dan berakhlakul karimah, hal ini juga dilakukan oleh guru-guru lain saat kegiatan pembelajaran sebagai upaya pembentukan akhlak siswa.
Ketiga, metode pengawasan,  hal ini dilakukan oleh guru dalam setiap kesempatan, baik oleh guru BK maupun guru-guru lain dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari, karena akhlak siswa masuk dalam penilaian raport siswa.
Terakhir, metode sangsi, penerapan sangsi ini juga disesuai dengan tema akhlakul karimah, sehingga muatan sangsi yang diberikan kepada siswa yang melanggar diarahkan pada pembentukan akhlak yang lebih baik.

KESIMPULAN
Berdasarkan  dari hasil dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pendidikan akhlak di SMP Islam Jabal Nur dapat dikatakan baik, hal ini didukung dengan pernyataan-pernyataan siswa maupun hasil dari observasi dan dokumentasi peneliti. Namun sebagaimana peribahasa “tak ada gading yang tak retak”, pelaksanaan pendidikan akhlak di  SMP Islam Jabal Nur juga mempunyai hambatan dan kekurangan, diantaranya kurang konsistennya pelaksanaan beberapa kegiatan seperti jumat bersih, selain itu sistem perwakilan kelas untuk menjadi imam shalat dhuha dan kultum, terkadang kurang efektif.
            Secara umum dapat disimpulkan bahwa pendidikan akhlak di SMP Islam Jabal Nur benar-benar dilaksanakan dan dapat dikatakan baik, sedangkan metode yang digunakan dalam pendidikan akhlak adalah keteladanan, nasehat, pengawasan dan sangsi.



DAFTAR PUSTAKA
Abi Abdillah Muhammad bin Yazid Al Quzwini Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah, Juz II, Semarang: CV. Toha Putra, tt
Lexi.J. Moleong, 2004, Metodologi Penelitian Kualitatif, Remadja Karya, Bandung,
R. H. A. Soenarjo, 2000, Al Qur’an dan terjemahnya, Semarang: CV. Toha Putra.
Ulwan, Abdullah Nasih, 1999, Pendidikan Anak Dalam Islam, Juz 1, Jakarta: Pustaka Amani.
Hadi, Sutrisno, 1987, Metodologi Research I, Yayasan Penerbit Fak. Psikologi UGM Yogyakarta.
Thoha, Chabib et al, 1999, Metodologi Pengajaran Agama, dalam Pengajaran Akhlak, .Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisngo.

Comments

  1. maaf beberapa gambar gak nongol hehehe, kalau mau lihat gambar langsung kontak email aja, swun

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

CONTOH PROPOSAL RENOVASI MUSHOLLA

Tanya Jawab tentang Mixed Methode Research