PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DALAM PENDIDIKAN
PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DALAM PENDIDIKAN
Teori konstruktivisme merupakan
pemahaman tentang belajar yang lebih menekankan pada proses daripada hasil.
Penekanan proses ini berhubungan dengan konsep dan prinsip yang diusung dalam
pendekatan konstruktivisme ini, menurut
Trianto (2007), yaitu :
-
pengembangan
pengetahuan dilakukan oleh siswa itu sendiri melalui kegiatan penelitian atau
pengamatan langsung sehingga siswa dapat menyalurkan ide-ide baru berdasarkan
pengalaman dan fakta yang sesuai dengan teori
-
antara
pengetahuan-pengetahuan yang ada harus ada keterkaitan dengan pengalaman yang
ada dalam diri siswa
-
setiap siswa
mempunyai peranan penting dalam menentukan apa yang mereka pelajari
-
peran guru hanya
sebagai pembimbing dengan menyediakan materi atau konsep apa yang akan
dipelajari siswa.
Peran
guru
dalam pendekatan konstruktivisme adalah :
1) Menyediakan pengalaman belajar yang memungkinkan siswa ikut
bertanggung jawab dalam membuat design, proses, dan penelitian.
2) Guru menyediakan atau memberikan kegiatan-kegiatan yang
merangsang keingintahuan siswa, membantu mereka untuk mengekspresikan gagasan
mereka dan mengkomunikasikan ide ilmiahnya (Watt & Pope, 1989) dan
menyediakan sarana yang merangsang berpikir siswa secara produktif dan
mendukung pengalaman belajar siswa.
3) Memonitor, mengevaluasi dan menunjukkan apakah pemikiran siswa
itu sesuai atau tidak. Guru menunjukkan dan mempertanyakan apakah pengetahuan
siswa itu berlaku untuk menghadapi persoalan baru yang berkaitan. Guru membantu
dalam mengevaluasi hipotesa dan kesimpulan siswa.
Peran
peserta didik dalam pendekatan konstruktivisme adalah :
1) Peserta didik menciptakan atau membentuk pengetahuan mereka
sendiri melalui pengelaman, penelitian, penemuan fakta dan teori. Peserta didik
tidak lagi diposisikan bagaikan bejana kosong yang siap diisi.
2) Peserta didik kini diposisikan sebagai mitra belajar guru.
3) Peserta didik diberikan kebebasan untuk mencari arti sendiri
dari apa yang mereka pelajari.
Dinamika pembelajaran dalam pendekatan konstruktivisme :
1) Belajar berarti membentuk makna. Makna diciptakan oleh siswa
dari apa yang mereka lihat, dengar, rasakan dan alami.
2) Konstruksi arti adalah proses yang terus menerus. Setiap kali
berhadapan dengan fenomena atau persoalan yang baru, diadakan rekonstruksi,
baik secara kuat maupun lemah.
3) Belajar bukanlah kegiatan mengumpulan fakta, melainkan lebih
suatu pengembangan pemikiran dengan membuat pengertian yang baru.
4) Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman pelajar dengan dunia
fisik dan lingkungan.
5) Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui
pelajar konsep-konsep, tujuan, dan motivasi yang mempengaruhi interaksi dengan
bahan yang dipelajari (Paul Suparno 2001:61).
Setiap gagasan dan teori baru pasti
mempunyai kelebihan dan kelemahan, begitu juga dalam pendekatan
konstruktivisme. Adapun kelebihan pendekatan konstruktivisme antara lain adalah
:
1)
Memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk mengungkapkan gagasan dan ide mereka dengan menggunakan bahasa mereka
sendiri, sehingga antar peserta didik dapat berbagi gagasan dengan temannya,
dan mendorong siswa memberikan penjelasan tentang gagasannya.
2)
Peserta didik terlibat secara aktif
sehingga materi-materi lebih melekat dalam ingatan
3)
Memberi pengalaman kepada peserta
didik berhubungan dengan gagasan yang telah dimiliki peserta didik atau
rancangan kegiatan disesuaikan dengan gagasan awal peserta didik, sehingga dapa
memperluas pengetahuan mereka tentang fakta dan fenomena.
4)
Peserta didik lebih memahami konsep
karena terilbat dalam penyusunan atau mengkonstruksi suatu pengetahuan baru
5)
Pembelajaran konstruktivisme memberi
siswa kesempatan untuk berpikir tentang pengalamannya.
6)
pembelajaran berdasarkan
konstruktivisme memberi kesempatan kepada siswa untuk mencoba gagasan baru agar
siswa terdorong untuk memperoleh kepercayaan diri dengan menggunakan berbagai
konteks.
7)
Mendorong dan memotivasi siswa untuk
memikirkan perubahan gagasan dan ide mereka dan memberi kesempatan siswa untuk
mengidentifikasi perubahan gagasan mereka.
8)
Memberikan lingkungan belajar yang
kondusif yang mendukung siswa mengungkapkan ide dan gagasan.
Kelemahan
Model Konstruktivisme antara lain adalah:
1)
Dalam proses pembelajaran peran guru
sebagai pendidik sepertinya kurang begitu mendukung.
2) Media
dan sarana prasarana yang harus dipenuhi kadang memberatkan sekolah disamping
itu guru juga dituntut untuk memiliki kecakapan ekstra dalam menggunakan media.
3) Alokasi
waktu yang harus disediakan lebih lama
Kondisi dan kemampuan peserta didik yang berlainan
berpengaruh dalam proses konstruksi pembelajaran
Comments
Post a Comment