PENGEMBANGAN INSTRUMEN DALAM TEKNIK ANGKET DAN WAWANCARA
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Penelitian
dapat diartikan sebagai suatu proses penyelidikan dengan mengumpulkan data dan
informasi tertentu secara sistematis dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.
Sebagai suatukegiatan sistematis penelitian harus dilakukan dengan metode
tertentu yang dikenal dengan istilah metode penelitian, yakni suatu cara ilmiah
untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah ini
harus didasari ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris, dan sistematis.
Dalam
melaksanakan kegiatan penelitian, keberadaan instrumen penelitian merupakan
bagian yang sangat penting, karena instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan
untuk mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu masalah yang sedang diteliti. Suatu
instrumen yang baik tentu harus memiliki dan memenuhi kriteria sebagai
instrumen yang baik, yaitu valid dan reliabel.
Instrumen
yang baik akan mempengaruhi mutu dari sebuah hasil penelitian. Fungsi instrumen
adalah mengungkapkan fakta menjadi data, sehingga jika instrumen mempunyai
kualitas yang baik dalam arti valid dan reliabel maka data yang diperoleh akan
sesuai dengan fakta atau kejadian yang sesungguhnya di lapangan.
Adapun
jenis instrumen penelitian mempunyai banyak macam, oleh karena itu pembahasan
dalam makalah ini hanya difokuskan pada dua jenis instrumen, yaitu instrumen
angket dan wawancara.
Berkaitan
dengan hal tersebut, pada pembahasan ini akan diuraikan berbagai hal terkait
dengan teknik pengembangan instrumen angket dan wawancara.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan instrumen angket dan wawancara ?
2.
Apa saja macam-macam instrumen angket dan wawancara ?
3.
Bagaimana langkah-langkah menyusun intrumen angket dan wawancara ?
4.
Apa saja kelemahan dan kelebihan dari instrumen angket dan wawancara ?
C.
Tujuan
a.
Menjelaskan pengertian instrumen angket dan wawancara
b.
Menguraikan macam-macam instrumen angket dan wawancara
c.
Menjelaskan langkah-langkah menyusun instrumen angket dan wawancara
d.
Menjelaskan kelemahan dan kelebihan intrumen angket dan wawancara
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Angket
1.
Pengertian Instrumen Angket
Angket (Quistionnaire) adalah
daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan
respons (responden) sesuai dengan permintaan pengguna. Tujuan penyebaran angket
adalah mencari informasi yang lengkap mengenai sesuatu masalah responden tanpa
merasa khawatir bila responden memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan
dalam pengisian daftar pertanyaan. Disamping itu, responden mengetahui
informasi tertentu yang diminta.
2.
Macam-Macam Angket
Angket dibedakan menjadi dua jenis, yaitu angket terbuka dan angket
tertutup.
a.
Angket Terbuka
Ialah angket yang disajikan dalam bentuk sederhana sehingga responden dapat
memberikan isian sesuai dengan kehendak dan keadaannya.
Contoh (1) pertanyaan angket terbuka:
Pendidikan apa saja yang pernah saudara ikuti? Tulislah dengan sebenarnya,
dimana dan tahun berapa lulusnya.
No
|
Tingkat pendidikan
|
Tempat
|
Tahun kelulusan
|
1
|
............................
|
........................
|
............................
|
2
|
............................
|
........................
|
............................
|
3
|
............................
|
........................
|
............................
|
4
|
............................
|
........................
|
............................
|
Contoh : (2)
Bagaimanakah pendapat saudara tentang dibentuknya Dewan Sekolah?
..........................
Apakah saudara pernah mengikuti penataran Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)?
Jika pernah, bagaiman komentar saudara?.........................
1)
Keuntungan angket terbuka:
Bagi responden :
a)
Mereka dapat mengisi sesuai dengan keinginan yang sesuai dengan keadaan
yang dialaminya.
b)
Memberikan kebebasan kepada responden untuk menulis jawaban berdasarkan
pendapatnya.
Bagi peneliti:
a)
Akan mendapat data yang bervariasi, bukan hanya yang sudah disajikan karena
sudah diasumsikan oleh peneliti.
b)
Membantu peneliti mendapatkan informasi tentang objek yang diteliti.
2)
Kelemahan angket terbuka:
Bagi peneliti : sulit untuk mengelompokan jawaban-jawaban
atau memberikan kode terhadap jawaban responden.
Bagi responden: memakan waktu untuk menjawab pertanyaan
atau pernyataan.
b.
Angket Tertutup
Adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga
responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik
dirinya dengan cara memberikan tanda (x) atau tanda checklist(√).
1)
Kelebihan angket tertutup :
a)
mudah memberikan nilai,
b)
gampang memberikan kode, dan
c)
responden tidak perlu menulis.
2)
Kelemahan angket tertutup:
a)
Bagi peneliti: Kurang mampu memberikan alternatif jawaban yang relevan
kepada responden
b)
Bagi responden: Sulit untuk memilih alternati jawaban.
Contoh : Cara
memberikan tanda silang (x)
1.
Apakah saudara pernah mempraktekan mareri Diklat Spama yang menunjang tugas
di kantor saudra?
a) Pernah
b) Tidak Pernah
Jika pernah, materi apa saja yang saudara praktekan?
a) Kertas Kerja Perorangan (KKP)
b) Manajemen Sumber-daya Manusia
c) Sistem Informasi Manajemen
d) Simulasi dan Kertas Kerja Tema (KKT)
2.
Apakah saudara termasuk dosen yang aktif menulis?
a) Ya
b) Tidak
Jika ya, sudah berapa buku yang saudara tulis dan
terbitkan?
a) 2-5 buku
b) 6-10 buku
c) 11-15 buku
d) 16-20 buku
3.
Apakah bapak/ibu tergolong pejabat eselon II?
a) Ya
b) Tidak
Jika ya, berapa lama bapak/ibu menjabat?
a) 1 tahun
b) 2 tahun
c) 5 tahun
d) 10 tahun
Contoh: Checklist tentang
Kesiapan Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Dinas Pendidikan
Nasional.
NO
|
PERTANYAAN
|
ALTERNATIF JAWBAN
|
|||||||
4
|
3
|
2
|
1
|
||||||
S
|
CS
|
KS
|
BS
|
||||||
A. ORGANISASI
|
|||||||||
1.
|
Pedoman pembuatan stuktur organisasi Dewan Sekolah telah
disosialisasikan.
|
√
|
|||||||
2.
|
Dinas Pendidikan telah memiliki data sejumlah sekolah yang telah memiliki
struktur organisasi Dewan Sekolah
|
√
|
|||||||
B. KURIKULUM
|
|||||||||
3.
|
Materi kurikulum memenuhi standar minimal Kurikulum Nasional
|
√
|
|||||||
4.
|
Kurikulum lokal merupakan kurikulum tambahan yang sesuai dengan tuntutan
zaman dan lingkungan serta aspirasi masyarakat sekitar
|
√
|
|||||||
C. SUMBER-DAYA MANUSIA
|
|||||||||
5.
|
Sekolah telah memiliki kepala sekolah yang berkualifikasi minimal D-2
bagi SD; D-3 dan S1 bagi SLTP, SMU, dan SMK.
|
√
|
|||||||
6.
|
Sekolah telah memiliki kepala sekolah yang memiliki kemampuan teknis
tugas pokok guru yaitu mengajar.
|
√
|
|||||||
D. SARANA DAN PRASARANA
|
|||||||||
7.
|
Sekolah merencanakan, mengidentifikasi kebutuhan sarana dan prasarana
pendidikan.
|
√
|
|||||||
8.
|
Perencanaan sekolah menetapkan prioritas kebutuhan sarana dan prasarana
pendidikan
|
√
|
|||||||
E. KESISWAAN
|
|||||||||
9.
|
Sekolah telah memfungsikan wadah organisasi siswa untuk mengembangkan
kreatifias siswa
|
√
|
|||||||
10.
|
Sekolah melakukan identifikasi siswa berbakat (Talented student)
|
√
|
|||||||
F. PEMBIAYAAN DAN PENGANGGARAN
|
|||||||||
11.
|
Dinas Pendidikan bersama Dewan sekolah berupaya menggali sumber dana baik
internal maupun eksternal
|
√
|
|||||||
G. PARTISIPASI MASYRAKAT
|
|||||||||
12.
|
Pelibatkan masyarakat bukan hanya motivasi, tetapi aktif dalam menghimpun
dana, tenaga, materi guna menunjang mutu pendidikan
|
√
|
|||||||
13.
|
Masyrakat melakukan fungsi kontrol dalam pelaksanaan pendidikan
|
√
|
|||||||
14.
|
Masyarakat bersikap proaktif dalam pengembangan pendidikan
|
√
|
|||||||
Keterangan:
4 = Siap (S)
3 = Cukup
Siap (CS)
2 = Kurang
Siap (KS)
1 = Belum
Siap (BS)
3.
Langkah-langkah penyusunan angket
Langkah-langkah penyusunan angket adalah sebagai berikut:
a.
Menyusun Kisi-Kisi Angket
Sebelum menyusun angket,
terlebih dahulu dibuat konsep alat ukur yang sesuai dengan penelitian yang
dilakukan. Konsep alat ukur ini berupa kisi-kisi angket. Kisi-kisi angket
tersebut selanjutnya dijadikan pedoman menyusun
butir-butir pertanyaan sebagai instrumen penelitian.
b.
Pembuatan Butir Soal
Item atau butir soal angket
dibuat berdasarkan kisi-kisi angket yang telah disusun sebelumnya.
Langkah-langkah pembuatan sebagai berikut:
1)
Membuat pedoman atau petunjuk pengisian angket
2)
Membuat item pertanyaan yang akan diberikan
3)
Membuat skoring atau penilaian angket.
4.
Prinsip Penulisan Angket
Uma sekaran (1992) mengemukakan beberapa prinsip dalam penulisan angket,
yaitu :
a.
Isi dan tujuan pertanyaan
Yaitu pertanyaan tersebut merupakan bentuk pengukuran atau bukan ? kalau
berbentuk pengukuran, maka dalam membuat pertanyaan harus teliti, setiap
pertanyaan harus disusun dalam skala pengukuran dan jumlah itemnya mencukupi
untuk mengukur variabel.
b.
Bahasa yang digunakan
Bahasa
yang digunakan dalam penulisan angket harus disesuaikan dengan kemampuan berbahasa
responden, selain itu juga harus memperhatikan jenjang pendidikan responden, dan
keadaan sosial budaya.
c.
Tipe dan bentuk pertanyaan
Tipe pertanyaan dalam bentuk angket terbuka atau
tertutup.
d.
Pertanyaan tidak mendua
Setiap
pertanyaan dalam angket jangan mendua (double-berreled)sehingga
menyulitkan responden untuk menjawab.
Contoh :
Bagaimana pendapat anda tentang kualitas dan relevansi
pendidikan saat ini ?
(ini adalah pertanyaan yang mendua karena menanyakan dua
hal sekaligus, yaitu kualitas dan relevansi)
e.
Tidak menanyakan yang sudah lupa
Sebaiknya
tidak menanyakan hal-hal yang sekiranya responden sudah lupa, atau pertanyaan
yang memerlukan jawaban dengan berpikir berat.
Contoh :
Bagaimanakah
kualitas pendidikan sekarang bila dibandingkan dengan 30 tahun yang lalu ?
Menurut anda
bagaimanakah cara mengatasi krisis ekonomi saat ini ?
(kecuali
penelitian memang ditujukan pada para ahli)
f.
Pertanyaan tidak menggiring
Pertanyaan dalam angket sebaiknya tidak menggiring responden untuk menjawab
yang baik saja atau yang jelek saja.
Contoh:
Bagaimana prestasi
belajar anda selama di sekolah dulu ?
Bagaimana
prestasi kerja anda selama setahun terakhir ?
(jawaban responden
akan cenderung menyatakan baik)
g.
Panjang pertanyaan
Pertanyaan
dalam angket sebaiknya tidak terlalu panjang sehingga akan membuat responden
jenuh. Jika jumlah variabel banyak sehingga memerlukan jumlah pertanyaan yang
banyak, maka instrumen tersebut harus dibuat bervariasi dalam penampilannya,
model skala yang digunakan, dan cara mengisinya. Disarankan jumlah pertanyaan
yang memadai adalah antara 20-30 pertanyaan.
h.
Urutan pertanyaan
Urutan
pertanyaan dalam angket, dimulai dari yang umum menuju ke hal yang spesifik,
atau dari yang mudah ke hal yang sulit. Hal ini perlu dipertimbangkan karena
secara psikologis akan mempengaruhi semangat responden untuk menjawab.
Urutan
pertanyaan acak bisa digunakan bila tingkat kematangan responden terhadap
masalah yang ditanyakan sudah tinggi.
i.
Prinsip pengukuran
Angket
adalah salah satu instrumen yang digunakan untuk memperoleh data yang valid dan
reliabel, oleh karena itu instrumen itu sendiri (angket) juga harus di uji
validitas dan reliabilitanya agar dalam penggunaannya dapat menghasilkan data
yang valid dan reliabel.
j.
Penampilan fisik angket
Penampilan
fisik angket akan mempengaruhi respon atau keseriusan responden dalam mengisi
angket. Respon terhadap angket yang dicetak dikertas buram akan berbeda dengan
respon terhadap angket yang dicetak dikertas yang bagus.
Selain itu perlu diketahui pula bagaimana tata letak lay out atau pengaturan penyajian angket yang menarik, diantaranya.
1)
Usahakan untuk mengatur keseluruhan angket sedemikian rupa sehingga enak
dipandang dan tiddak tampak terlalu banyak.
2)
Pisahkan antara identitas pengisi. Pengantar,dan pertanyaan inti.
3)
Gunakan garis-garis pemisah atau kotak-kotak untuk memberikan tekanan
(akses) hal-hal penting.
4)
Bila mungkin, gunakan warna berbeda.
5)
Ada baiknya diberikan sedikti hiasan (bintang, bentuk, geometri, dan
lain-lain) seabagi penunjuk.
5.
Berapa banyak pertanyaan dalam angket atau kuesioner ?
Beberapa hal yang dapat dijadikan pertimbangan dalam
menentukan banyaknya butir pertanyaan dalam angket, antara lain :
a.
Semua indikator sudah terwakili dalam pertanyaan, sekurang-kurangnya satu,
jika indikator yang diungkap tidak terlalu banyak setiap indikator sebaiknya
ditanyakan lebih dari satu kali, yang penting adalah bahwa jumlah pertanyaan
tidak terlalu banyak sehingga tidak memakan waktu yang lama.
b.
Tidak menanyakan hal yang tidak perlu dan tidak akan diolah.
Contoh.
§
Menyuruh responden menuliskan alamat lengkap hanya karena peneliti sekedar ingin tahu. Padahal alamat tersebut tidak akan diolah
karena tidak berkaitan langsung dengan varibel penelitian.
§
Minta kepada sekolah mengisi daftar siswa perkelas dengn rincian jenis
kelamin dan pekerjaan orangtua. Pengisiannya saja memerlukan 2 hari. Padahal
sebetulnya yang diperlukan hanya gambaran umum tentang pekerjaan orang tua siswa.
6.
Keuntungan dan Kelemahan Angket
a.
Keuntungan angket
1)
Tidak memerlukan hadirnya peneliti.
2)
Dapat dibagi secara serentak kepada banyak responden.
3)
Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing dan menurut
waktu senggang responden.
4)
Dapat dibuat menjadi anonim sehingga responden bebas, jujur dan tidak
malu-malu menjawab.
5)
Dapat dibuat terstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi
pertanyaan yang benar-benar sama.
b.
Kelemahan Angket
1)
Responden sering tidak teliti dalam menjawab sehingga ada pertanyaan yang
terlewati tidak terjawab, padahal sukar di ulang untuk diberikan kembali
kepadanya.
2)
Sering sukar dicari validitasnya.
3)
Walapun dibuat anonim, kadang-kadang responden dengan sengaja memberikan
jawaban yang tidak betul atau tidak jujur.
4)
Sering tidak kembali, tertutama jika di kirim lewat pos. Menurut
penelitian, angket yang dikirim lewat pos tingkat kembalinya sangat rendah,
hanya sekitar 20% (Aderson)
5)
Waktu pengembaliannya tidak bersama-sama, bahkan kadang-kadang ada yang
terlalu lama sehingga terlambat.
Agar responden merasa dihargai, maka perlu memberikan surat pengantar, hal-hal yang harus ada dalam surat pengantar
adalah:
a)
Alamat responden, lengkap dengan jabatannya.
b)
Pengantar penyampaian angket.
c)
Tujuan mengadakan penelitian.
d)
Pentingnya penelitian dilakukan.
e)
Pentingnya responden dalam penelitian.
f)
Waktu pengisian angket.
g)
Waktu dan tempat/alamat pengembalian angket
h)
Penyampaian hasil
i)
Ucapan terimakasih kepada responden
j)
Tanda tangan pengirim
k)
Nama jelas pengirim.
l)
Tanggal pengirim.
Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan angket atau kuesioner tertutama (2) dan
(3), peneliti perlu menyilang jawaban responden dengan data yang diperoleh
melalui metode lain, istilahnya, peneliti mengatakan cross-check.
Contoh.
Peneliti mengadakan penelitian tentang kerajinan dan semangat kerja
karyawan X. Agar penelitian dapat meraih sejumlah besar responden peneliti
menggunakan angket. Namum karena angket mengandung kelemahan, yakni mungkin
jawabannya kurang sesuai dengan keadaan sesungguhnya, peneliti menggunakan
teknik lain untuk cross check. Yaitu
peneliti dapat bertanya informal kepada teman sejawat untuk cross check tentang
kerajinan dan semangat kerja karyawan X.
B.
Wawancara
1.
Pengertian Wawancara
Wawancara adalah
suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung
dari sumbernya. Wawancara ini digunakan bila ingin mengetahui hal-hal dari
responden secara lebih mendalam serta jumlah responden sedikit. Ada beberapa
faktor yang akan mempengaruhi arus informasi dalam wawancara, yaitu :
Pewawancara, responden, pedoman wawancara, dan situasi wawancara (Subana,
2000:29).
Pewawancara adalah petugas pengumpul informasi yang diharapkan dapat
menyampaikan pertanyaan dengan jelas dan merangsang responden untuk menjawab
semua pertanyaan dan mencatat semua informasi yang dibutuhkan dengan benar.
Responden adalah pemberi informasi yang diharapkan dapat menjawab
semua pertanyaan dengan jelas dan lengkap. Dalam pelaksanaan wawancara,
diperlukan kesediaan dari responden untuk menjawab pertanyaan dan keselarasan
antara responden dan pewawancara.
Pedoman wawancara berisi tentang uraian penelitian yang biasanya dituangkan
dalam bentuk daftar pertanyaan agar proses wawancara dapat berjalan dengan
baik.
Situasi wawancara berhubungan dengan waktu dan tempat wawancara. Waktu dan
tempat wawancara yang tidak tepat dapat menjadikan pewawancara mearas canggung
untuk mewawancarai dan responden pun merasa enggan untuk menjawab pertanyaan.
Menginterviu bukanlah pekerjaan yang mudah. Dalam hal ini pewawancara harus
dapat menciptakan suasana santai tetapi serius; artinya bahwa interviu
dilaksanakan dengan sunguh-sungguh, tidak main-main, tetapi tidak kaku. Suasana
ini penting dijaga, agar responden mau menjawab apa saja yang dikehendaki oleh
pewawancara secara jujur. Oleh karena sulitnya pekerjaan ini maka sebelum
pelaksanaan interviu, pewawancara harus dilatih terlebih dahulu. Dengan latihan
maka pewawancara tahu bagaimana dia harus memperkenalkan diri, bersikap,
mengadakan langkah-langkah interviu dan sebagainya. Sebagai instrumen interviu
adalah interview guide atau pedoman wawancara.
2.
Macam-Macam Wawancara
a.
Wawancara terpimpin.
Dalam wawancara ini, peneliti telah menyiapkan pertanyaan-pertanyaan dan
alternatif-alternatif jawaban.
Contoh :
Wawancara terstruktur tentang tanggapan masyarakat terhadap berbagai
pelayanan pemerintah kabupaten tertentu yang diberikan kepada masyarakat.
1.
Bagaimanakah tanggapan bapak/ibu terhadap pelayanan pendidikan di kabupaten
ini ?
a.
sangat bagus
b.
bagus
c.
tidak bagus
d.
sangat tidak bagus
2.
Bagaimanakah tanggapan bapak/ibu terhadap pelayanan kesehatan di kabupaten
ini ?
a.
sangat bagus
b.
bagus
c.
tidak bagus
d.
sangat tidak bagus
3.
Bagaimanakah tanggapan bapak/ibu terhadap pelayanan saluran air di
kabupaten ini ?
a.
sangat bagus
b.
bagus
c.
tidak bagus
d.
sangat tidak bagus
disini pewawancara
melingkari salah satu jawaban yang diberikan responden
b.
Wawancara bebas
Pada wawancara ini, terjadi tanya jawab bebas antara pewawancara dan
responden, tetapi pewawancara menggunakan tujuan penelitian sebagai pedoman.
Kebaikan wawancara ini adalah responden tidak menyadari sepenuhnya bahwa ia
sedang diwawacarai. Kelemahan penggunaan
teknik ini dalah cara pertanyaan kadang-kadang kurang terkendali.
c.
Wawancara Bebas Terpimpin
Wawancara ini merupakan perpaduan antara wawancara bebas dan wawancara
terpimpin. Dalam pelaksanaannya,
pewawancara membawa pedoman yang hanya merupakan garis besar tentang hal-hal
yang akan ditanyakan.
Contoh :
Bagaimana pendapat bapak/ibu terhadap kasus begal motor yang marak
akhir-akhir ini ?
Menurut anda bagaimana upaya pencegahan untuk mengatasi maraknya begal
motor ?
3.
Langkah langkah wawancara
Ada tujuh langkah dalam melakukan wawancara sebagai
pengumpul data, yaitu :
a.
Menetapkan kepada siapa wawancara akan dilakukan
b.
Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan
c.
Menyiapkan pedoman wawancara (jika wawancara terpimpin)
d.
Mengawali atau membuka alur wawancara
e.
Melangsungkan alur wawancara
f.
Mengkonfirmasi ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya
g.
Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan
h.
Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh
4.
Alat-alat wawancara
Supaya hasil wawancara dapat terekam dengan baik dan peneliti memilki bukti
telah melakukan wawancara, maka diperlukan bantuan alat-alat sebagai berikut :
a.
Buku catatan : berfungsi untuk mencatat semua percakapan dengan nara
sumber.
b.
Perekam Suara : berfungsi merekam semua percakapan atau pembicaraan.
c.
Kamera : untuk memotret saat peneliti sedang melakukakn wawancara.
5.
Kelebihan dan Kekurangan Wawancara
a.
Kelebihan Teknik Wawancara, Antara lain :
1)
Wawancara merupakan instrumen yang paling baik untuk memilih dan menilai
karakteristik pribadi.
2)
Wawancara mempunyai manfaat yang besar dalam mengidentifikasi dan mengatasi
masalah-masalah kemanusiaan khususnya aspek afektif.
3)
Wawancara mempunyai manfaat yang besar dalam konsultasi.
4)
Wawancara membekali peneliti dengan informasi tambahan untuk memperkuat
data yang diperoleh melalui instrumen lain.
5)
Kadang-kadang peneliti menggunakan wawancara bersama-sama dengan observasi
untuk memperkuat validitas data yang diperoleh melalui koinfomansi.
6)
Wawancara merupakan satu-satunya instrumen untuk pengumpulan data pada masyarakat
buta huruf.
b.
Kelemahan Teknik Wawancara, antara lain :
1)
Keberhasilan wawancara sangat tergantung pada kemauan informan dalam
bekerja sama dan memberikan informasi yang dapat dipercaya dan teliti.
2)
Wawancara terpengaruh oleh keadaan diri dan faktor-faktor lain yang
mempengaruhi pribadi yang melakukan wawancara atau informan atau keduanya
sekaligus, dan selanjutnya mengandung bias pribadi yang sangat tinggi pada
data.
3)
Wawancara terpengaruh oleh antusias informan pada dirinya, keinginannya
untuk tampil positif, keragu-raguannya dalam memberikan informasi, dan
motivasinya untuk disukai oleh orang yang melakukan wawancara. Berdasarkan hal
ini, kita mengingatkan peneliti bahwa setiap informan mewarnai
kebenaran/hakikat yang dibicarakannya sesuai dengan yang disangkanya benar.
BAB III
KESIMPULAN DAN PENUTUP
A.
Kesimpulan
Instrumen
angket dan wawancara merupakan beberapa teknik pengumpulan data dalam
penelitian yang digunakan untuk mengetuhi tanggapan responden terhadap permasalahan
yang sedang diteliti.
Instrumen
angket lebih kepada pertanyaan yang harus dijawab oleh responden dalam bentuk
tertulis, diantaranya berupa angket terbuka yang berupa pertanyaan sederhana
dan jawabannya diserahkan kepada responden sesuai keadaan dan kenyataan
responden. Selain itu angket tertutup, dimana peneliti telah menyiapkan
pertanyaan dan alternatif-alternatif jawaban sehingga responden tinggal memilih
dari beberapa alternatif jawaban tersebut.
Sedangkan
wawancara merupakan teknik pengumpul data yang mengandalkan kemampuan peneliti
dalam menggali informasi berupa pertanyaan-pertanyaan yang ditanyakan langsung
kepada responden secara lisan dan face to
face. Wawancara mempunyai tiga bentuk yaitu wawancara terpimpin, wawancara
bebas, dan wawancara bebas terpimpin.
Instrumen
yang baik dibuat dengan langkah-langkah yang sistematis, begitu pula dalam
penyusunan instrumen angket dan wawancara harus mengikuti langkah-langkah
penyusunan masing-masing instrumen yang disesuaikan dengan tujuan penelitian
Masing-masing instrumen mempunyai kelebihan dan kelemahan, oleh karena
itu dalam menentukan instrumen pengumpul data harus mempertimbangkan kebutuhan
dan keadaan serta kelebihan dan kelemahan instrumen agar hasil dari pengumpulan
data tersebut dapat menghasilkan data yang valid dan reliabel.
Comments
Post a Comment